Source gambar: Pexels |
Semua orang tua dulunya pun seorang anak
Yang pernah merajuk, merengek, marah dulu di masanya ke orang tua
Namun, ketika menjadi orang tua di masa kini lupa masa-masa itu pernah terjadi
Orang tua membalas kemarahan anak dengan kemarahan yang lebih dahsyat
Ya...... "Ledakan Emosi"
Kondisi memanas suara meninggi masalah tidak selesai nggak ada solusi
Yang ada hanya sakit hati
Ya Orang tua
Ya Anak juga
Seperti bekas paku yang menhujam pohon ketika paku dicabut bekasnya tidak hilang
Menancap untuk waktu yang lama hingga nanti masanya si anak menjadi orang tua
Kejadian pun berulang dan berulang ke generasi berikutnya
Putus mata rantai itu
Marahnya anak sejatinya bukanlah marah dan ingin menyakiti hati ayah ibunya
Dibalik marahnya ada emosi lain yang disimpan bisa jadi sedih, kecewa, takut
Pesan yang ingin disampaikan adalah:
"Aku ingin diperhatikan"
"Aku ingin dipeluk"
"Aku ingin ditemani"
Maka, jaga emosi kita jangan terjebak pada "content" atau marah-marahnya anak sehingga kita ikut meledak-ledak
Perhatikan "structure" nya ada kejadian apa, ada perubahan apa, dstnya
Dengarkan
Berikan pelukan
It's ok to be not ok
Kita cari bersama-sama apa yang merisaukan hatimu
*) Titip catatan sebagai pengingat diri
With Love,
Rani Ayuna
No comments:
Post a Comment